Kamis, 10 Mei 2012

INTER STRAMACCIONI - RAJANYA COMEBACK



EXTRA-COMEBACK

Jika kau tampar Inter. Ia akan kembali. Langsung tanpa kompromi
Tim ini bukan lagi tim yang lembek ketika tertinggal lebih dulu.  Akan membalas dan tidak kalah.
Ini terjadi di 5 kali dari 8 pertandingan.

Milan – Tim ini tidak akan pernah memberi pipi yang lain.  The Strama Boys telah mengkonfirmasinya di derby, jika kau menampar mereka, bukan hanya hampir selalu akan menampar balik tapi juga akan secara instan membalasnya .  dan hanya membuka perlombaan scudetto untuk Milan hanya 7 menit yang penuh kekecewaan.  Menit tersebut adalah setelah gol kedua dari Ibrahimovic (46th) dan pinalti pertama Milito yang berhasil di konversikan menjadi gol (53rd).

Dan Bahkan Saat Melawan Parma… di 8 pertandingan dibawah Stramaccioni Inter sempet tertinggal di 6 pertandingan dan memenangkannya 4 kali.  Satu-satunya kekalahan terjadi saat melawan Parma.  setelah 2-1 gol dari Giovinco, Pazzini, Zarate and Sneijder mempunyai 3 kesempatan emas yang tidak bisa di konversi menjadi gol.  “jika salah satu dari kesempatan itu Inter mencetak maka kita akan menang.  Dan bener setelah gol dari Biabiany membuat skor 3-1. Kita kollaps”





Semuanya Bermula di Trieste Ini bermula saat seri melawan Cagilari 2-2 di tempat netral Trieste.  Setelah pertandingan gila melawan Genoa, dimana Inter memenanginya 5-4, Stramaccioni sebenarnya ingin kontinuitas kemenangan, tapi tidak berjalan baik karena gol cepat dari Davide Astori di menit ke 6.  Milito, 60 detik kemudian menaklukan Agazzi dari assist Zarate.  Lalu Inter kembali di pukul gol Pinilla.   3 Menit kemudian Cambiasso mencetak gol terakhir dalam pertandingan itu dan berakhir 2-2.

Dengan Gasp dan Ranieri 4 hari kemudian Siena datang dengan 7 pertandingan beruntun selalu membawa hasil yang positif.  Cerita yang sama melalui D’Agostino yang mencetak gol di menit ke-6.  Kali ini, Il Principe mengambil waktu yang lama untuk menyamakan kedudukan, Sebelum berhasil memenangkan Inter dari titik putih beberapa menit sebelum bubar.  ini kesuksesan pertama Stramaccioni untuk membalikkan keadaan.  Sesuatu yang tidak pernah terjadi ditangan Gasperini , di 5 pertandingan, kalah 4 pertandingan dan 1 kali imbang .  Untuk Ranieri ini sangat jarang terjadi.  Mantan pelatih Chelsea ini hanya bisa melakukannya saat melawan Lecce (from 0-1 to 4-1), Lazio (2-1 Setelah gol Rocchi), Palermo (4-4, Mantovani yang membukanya) dan saat melawan Catania dimana memutuskan kemandulannya di angka 542 menit.  Dengan Ranieri inter selalu memulai pertandingan dengan bagus tapi selalu layu jika kemasukan lebih dahulu.

Di Udinese 25 April di Udinese, Danilo mencetak gol di menit ke 6 seperti biasa.  Sneijder langsung meresponnya di menit ke 10, lalu mencetak gol lagi sebelum gol dari Alvarez menutup babak pertama .  Sebelum derby ada Cesena.  Ceccarelli dengan berani mencetak gol di menit 57 sebelum gol Obi 2 menit kemudian tetapi dengan defleksi yang menentukan dari Von Bergen.  Stramaccioni mengerti ini semua membutuhkan sedikit keberuntungan.  Strama bisa memotivasi pemain setelah tertinggal.  Tim ini jadi bisa bermain lebih fleksibel dibnading di era Ranieri dan Gasperini. 

Sumber : Gazzetta dello Sport, Fedenerazzura.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar